Senin, 26 Oktober 2009

SENI BUDAYA INDONESIA

Seni dan Budaya

sebenarnya indonesia sangatlah kaya akan karya seni dan budaya yang tidak dimiliki oleh negara lain, tapi sayang akhir-akhir ini banyak karya seni dan budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain, itu karena warga indonesia sendiri yang tidak mau menghargai karya seni dan budayanya, bahkan mereka cenderung menyukai produk negara lain atau luar negeri, padahal di luar sana banyak negara yang iri dengan kekayaan seni dan budaya indonesia sampai-sampai mereka berani mengklaim kesenian dan kebudayaan negara kita.

Kesenian Wayang


Berasal dari kata wayangan, yaitu sumber ilham dalam menggambar wujud tokoh dan cerita.
Wayang merupakan suatu karya bangsa yang telah dikenal sejak1500 SM dan dalam perkembanganya bersentuhan dengan unsur lain dan terus berkembang sehingga menciptakan wujud dan isinya seperti saat ini.
Wayang berfungsi sebagai media penerangan, pendidikan, dan komunikasi masa,
wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan hindu masuk masuk di indonesia dan mulai berkembang pada masa hindu jawa.
pertunjukan kesenian wayangmerupakan sisa- sisa upacara keagamaan orang jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan dinamisme.

Batik


Batik adalah gambar atau lukisan yang di buwat pada kain dengan bahan lilin dan pewarna, yang menggunakan alat canting atau kuas serta teknik tutup celup. Batik dapat berupa gambar pola ragam hias atau lukisan yang ekspresif.
sejarah batik indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan majapahit dan kerajaan sesudahnya.
batik merupakan karya seni budaya yang di kagumi dunia,di antara ragam tradisional yang di hasilkan dengan teknologi celup canting. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas,Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.


Kesenian Reog


Adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari ponorogo jawa timur.Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat, reog terdiri dari topeng kepala harimau yang besar dan burung merak di atasnya, orang yang memainkan reog harus memakai topeng reog yang besar itu serta mengangkatnya.

dalam pengalamanya seni reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Seni reog terdiri dari beberapa rangkain 2 sampai 3 tarian pembuka. Berikutnya adalah tarian yang di bawakan oleh 6 - 8 gadisyang menaiki kuda.Reog masa kini biasanya di pentaskan dalam beberapa acara seperti pernikahan khitanan, hari-hari besar nasional dan lain- lain.


Angklung


Adalah alat musik tradisional dari daerah jawa barat, alat musik ini terbuat dari bambu, dapat di mainkan sendiri juga dapat di padukan dengan alat musik lain,namun umumnya di mainkan secara massal.
instrumen angklung terdiri atas : angklung melody, angklung pengiring, dan angklung bass. musik angklung digunakan untuk sarana ronda malam, pesta panen, dan pesta perkawinan.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.Bahkan sejak 1966, udjo ngalagena tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.


Musik Lesung


Berasal dari blora jawa tengah, lesung adalah alat untuk menumbuk padi. saat para ibu-ibu menumbuk padi mereka juga sambil berdendang (bernyanyi), lagu lagu yang di lantunkan biasanya lagu lagu jawa.
instrumen lesung terdiri dari : alu lantan dengan lesung.
Lesung sendiri sebenarnya hanya wadah cekung, biasanya dari kayu besar yang dibuang bagian dalamnya.Gabah yang akan diolah ditaruh di dalam lubang tersebut.Padi atau gabah lalu ditumbuk dengan alu, tongkat tebal dari kayu, berulang-ulang sampai beras terpisah dari sekam.
Setelah zaman kian maju, membersihkan padi dengan lesung ditinggalkan, karena di nilai kurang dapat memperoleh hasil yang banyak.Kini lesung tetap di lestarikan sebagai kesenian tradisional.

TANJIDOR

OrkesTanjidor sudah tumbuh sejak abad ke 19, berkembang di daerah pinggiran. Menurut beberapa keterangan, orkes itu berasal dari orkes yang semula dibina dalarn lingkungan tuan-tuan tanah, seperti tuan tanah Citeureup, dekat Cibinong.

Pada umumnya alat-alat musik pada orkes Tanjidor terdiri dari alat musik tiup seperti piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut tambur atau genderang. Dengan peralatan tersebut cukup untuk mengiringi pawai atau mengarak pengantin.

Untuk pergelaran terutama yang ditempat dan tidak bergerak alat-alatnya sering kali ditambah dengan alat gesek seperti tehyan, dan beberapa membranfon seperti rebana, bedug dan gendang, ditambah pula dengan beberapa alat perkusi seperti kecrek, kempul dan gong.

Lagu-lagu yang biasa dibawakan orkes tanjidor, menurut istilah setempat adalah “Batalion”, “Kramton” “Bananas”, “Delsi”, “Was Tak-tak”, “Cakranegara”, dan “Welmes”. Pada perkembangan kemudian lebih banyak membawakan lagu-lagu rakyat Betawi seperti Surilang “Jali-jali dan sebagainya, serta lagu-lagu yang menurut istilah setempat dikenal dengan lagu-lagu Sunda gunung, seperti “Kangaji”, “Oncomlele” dan sebagainya.

Grup-grup Tanjidor yang berada di wilayah DKI Jakarta antara lain dari Cijantung pimpinan Nyaat, Kalisari pimpinan Nawin, Pondokranggon pimpinan Maun, Ceger pimpinan Gejen.

Daerah penyebaran Tanjidor, kecuali di daerah pinggiran kota Jakarta, adalah di sekitar Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung dalam wilayah Kabupaten Bogor, di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang.

Sebagai kesenian rakyat, pendukung orkes Tanjidor terutama para petani di daerah pinggiran. Pada umumnya seniman Tanjidor tidak dapat rnengandalkan nafkahnya dari hasil yang diperoleh dari bidang seninya. Kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, atau berdagang kecil-kecilan.

Oleh masyarakat pendukungnya Tanjidor biasa digunakan untuk memeriahkan hajatan seperti pernikahan, khitanan dan sebagainya, atau pesta-pesta umum seperti untuk merayakan ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan. Sampai tahun lima puluhan rombongan-rombongan Tanjidor biasa mengadakan pertunjukan keliling, istilahnya “Ngamen”. Pertunjukan keliling demikian itu terutama dilakukan pada waktu pesta Tahun Baru, baik Masehi maupun Imlek.

Perlu dikemukakan, bahwa sesuai dengan perkembangan jaman dan selera masyarakat pendukungnya, Tanjidor dengan biasa pula membawakan lagu-lagu dangdut. Ada pula yang secara khusus membawakan lagu-lagu Sunda Pop yang dikenal dengan sebutan “Winingan tanji”.


Seni Sunda ”Buhun”

Berbagai jenis kesenian tradisional asli Sunda khususnya seni Sunda buhun nyaris punah akibat banyak ditinggalkan masyarakatnya sendiri. Sebagai seni yang menjadi kekayaan budaya lokal, seni Sunda buhun terus kehilangan penerusnya akibat para pelaku seninya kurang mendapat tempat dan dihargai publik, serta terdesak seni pop modern yang dianggap lebih menarik.

Guru Besar Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Yus Rusyana mengatakan, kondisi tradisional Sunda buhun saat ini secara berangsur mulai menghilang. “Dewasa ini generasi muda lebih menyenangi seni yang datangnya dari luar dibandingkan kesenian asli milik bangsa sendiri,” ujarnya, dalam acara Rembuk Tokoh Sunda, Menggali Akar Budaya Sunda Buhun, Senin (14/3) di Aula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Jalan R.E. Martadinata 209 Bandung.

Acara itu dihadiri sejumlah tokoh seni dan budayawan Sunda, seperti Prof. Saini KM, Prof. Dr. Karna Yudibrata, Dra. Hj. Popong Otje Djunjunan, Nano S., Euis Suhaenah M. Hum, dan Pengurus PB Pusat Pasundan Daum.

Kang Yus –demikian Yus Rusyana akrab disapa– menegaskan bahwa saat ini seni budaya Sunda terus mengalami pergeseran. Bahkan seni Sunda buhun yang merupakan seni leluhur sudah sulit ditemui. Padahal, seni budaya Sunda buhun dikenal sangat kaya nilai. Mulai dari hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan mausia lain, hingga hubungan manusia dengan alamnya.

Untuk itu, Yus sangat mendukung berbagai upaya pelestarian seni budaya Sunda. “Jika tidak diantisipasi dengan langkah-langkah pelestarian, kekayaan tradisi tersebut akan tinggal menjadi sejarah,” ujarnya.

Sementara Dra. Hj. Popong Otje Djundjunan mengatakan, untuk membangkitkan gairah para pelaku seni budaya Sunda buhun perlu diberikan semacam rangsangan. “Selama ini penghargaan terhadap pelaku seni sangat jarang, padahal para seniman tidak meminta imbalan berupa materi terhadap upayanya melestarikan seni turun temurun. Mereka hanya ingin ada semacam pengakuan dari pemerintah,” ujarnya.

Seni budaya Sunda buhun semakin ditinggalkan masyarakat karena dinilai monoton sehingga tidak memiliki daya jual yang menarik. Kondisi itu diperparah oleh tidak adanya dukungan publik dan modal dari pemerintah sehingga jarang bisa ditampilkan lagi di tengah masyarakat.

Untuk melestarikan seni budaya sunda buhun yang terus menghilang, Ny. Popong mengusulkan agar diselenggarakan kegiatan semacam ekshibisi atau tontonan secara resmi. Seni yang digelar tidak hanya berupa seni ibing (gerak–red.) tetapi juga seni tabeuh (pukul), maupun seni sora (suara).

Selain itu untuk menentukan bahwa seni tersebut merupakan seni Sunda buhun perlu ditetapkan kriteria. “Untuk menentukannya saat ini sangat sulit karena seni Sunda sudah banyak mengadopsi seni dari luar,” ujarnya.

Hal senada dikatakan seniman, budayawan dan guru seni di STSI Bandung, Nano S.. Ia mengatakan, seniman Sunda buhun dewasa ini sangat tidak dihargai lagi, tidak saja oleh masyarakatnya sendiri tetapi juga oleh pemerintah. “Kalau memang masih mendapat tempat, bila sedang pentas pasti akan ditonton. Pemerintah daerah pun sering menganggap para seniman itu menjadi beban,” ujarnya.

Dikatakan Nano, dalam beberapa tahun kebelakang seni budaya Sunda buhun dapat dipastikan akan menjadi barang kuno bila tidak segera dilestarikan dan dikembangkan kembali. “Untuk itu kiranya dalam memahami seni budaya Sunda buhun tidak dikaitkan dengan akidah atau agama yang selama ini sering menjadi pagar antara boleh dan tidak,” ujar Nano.





GAMELAN JAWA


Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut)"Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang. Sampai saat ini tembang tersebut masih dinyanyikan dengan nilai ajaran Islam, juga pada pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton.


KETOPRAK



Ketoprak kalebu salah sawijining kesenian rakyat ing Jawa tengah, ananging ugo bisa tinemu ing Jawa sisih Wetan (Jawa Timur ).Ketoprak wis nyawiji dadi budaya masyarakat Jawa tengah lan biso ngasorake kesenian liyane ,umpamane Srandul, Emprak lan sakliyane. Ketoprak wiwit bebukane awujud dedolanan para priyo ing dusun kang lagi nganaake lelipur sinambi nabuh lesung kanthi irama ana ing waktu wulan purnama ndadari , kasebut Gejog. Ana ing tembe kaering tembang bebarengan ing kampung /dusun kanggo lelipur . Sak teruse ana tambahan gendang, terbang lan suling, mula wiwit saka iku kasebut Ketoprak Lesung, kira-kira kadadeyan ing tahun 1887. Sak banjure ana ing tahun 1909 wiwitan dianaake pagelaran Ketoprak kanthi paripurna/lengkap.
Pagelaran Ketoprak wiwitan kang resmi ing ngarsane masyaraket/umum, yokuwi Ketoprak Wreksotomo, dipandegani dening Ki Wisangkoro, sing mandegani kabeh para pria. Carita kang dipagelarake yoiku : Warso - Warsi, Kendono Gendini, Darmo - Darmi, dlan sapanunggalane.
Sak wise iku pagelaran Ketoprak sang soyo suwe dadi lan apike lan dadi klangenane masyarakat, utamane ing tlatah Yogyakarta. Ing kadadeyan sak wise Pagelaran Ketoprak dadi pepak anggone carita lan ugo kaering gamelan . Anane gegayutan karo pagelaran "teater" para narapraja.


BUDAYA ASLI INDONESIA

Indonesia memang patut berbangga bahwa batik sudah mendapat pengakuan Internasional dan berhasil diakui sebagai warisan budaya dari Indonesia. Indonesia tidak perlu lagi khawatir pencurian atau klaim dari negara Malingsia seperti beberapa budaya lain yang telah terlanjur diambil oleh maling.

Kini, Indonesia harus menjaga pula budaya-budaya yang lain terutama yang sudah pernah diklaim atau berusaha diklaim sebagai budaya negara tetangga yang tidak bertanggungjawab itu. Terutama Reog Ponorogo, tari Pendet, dan juga kesenian angklung.

Berikut ini adalah sebagian dari budaya Indonesia yang dicuri / diklaim pihak asing:

  1. Batik dari Jawa oleh Adidas.
  2. Naskah kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia.
  3. Naskah kuno dari Sumatra Barat oleh Pemerintah Malaysia.
  4. Naskah kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia.
  5. Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia.
  6. Rendang dari Sumatra Barat oleh oknum WN Malaysia.
  7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh oknum WN Belanda.
  8. Sambal Petai dari Riau oleh oknum WN Belanda.
  9. Sambal Nanas dari Riau oleh oknum WN Belanda.
  10. Tempe dari Jawa oleh beberapa perusahaan asing.
  11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia.
  12. Tri Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia.
  13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia.
  14. Lagu Injit-Injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia.
  15. Alat musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia.
  16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia.
  17. Tari Piring dari Sumatra Barat oleh Pemerintah Malaysia.
  18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia.
  19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia.
  20. Kursi Taman dengan ornamen ukir khas Jepara oleh oknum WN Prancis.
  21. Pigura dengan ornamen ukirkhas Jepara oleh oknum WN Inggris.
  22. Motif batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia.
  23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh oknum WN Amerika.
  24. Produk Berbahan Rempah-Rempah dan Tanaman Obat asli Indonesia oleh Shiseido Co.Ltd.
  25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia.
  26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda.
  27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang.
  28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatra Barat oleh Pemerintah Malaysia.
  29. Kain Ulos dari Batak oleh Pemerintah Malaysia.
  30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia.
  31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia.
  32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia.

Indonesia memang kaya dengan budaya yang berkualitas dan membuat “ngiler” negara yang masih kurang kreatif dan tidak mempunyai budaya nasional sendiri yang berkualitas. Menjaga berbagai kebudayaan ini adalah suatu tantangan yang berat bagi pemerintah Indonesia saat ini. Belum lagi pencurian pulau-pulau terluar Indonesia, kasus blok ambalat, pelecehan TKI/TKW, mengatasi bencana alam, korupsi, merosotnya norma dan akhlaq, dan lain sebagainya. Semua aspek itu adalah hal penting yang tidak boleh ditinggalkan salah satu, tapi harus diperhatikan semuanya secara konsisten dan berkesinambungan.

Kembali kepada permasalahan batik, semoga pemerintah tetap konsisten untuk mensosialisasikan batik kepada dunia bahwa ini adalah budaya asli Indonesia, dan di lain pihak juga menjaga agar generasi-generasi Indonesia selanjutnya tetap bisa membatik, dan bahkan paham sejarah batik. Jangan sampai hilang ditelan budaya global yang merusak. Generasi Indonesai harus tahu apa itu batik, reog, pendet, angklung, dan lain sebagainya. Wacana untuk membuat hari khusus berpakaian batik bagi pelajar dan PNS adalah sesuatu yang sangat bagus. Bahkan akan sangat baik apabila setiap daerah memakai batik corak khas daerah masing-masing. Batik Yogya berbeda corak dengan Surakarta, berbeda pula dengan Pekalongan. Batik pedalaman dan keraton berbeda dengan batik pesisiran, dan lain sebagainya. Sehingga semuanya bisa dimunculkan dan dikenal secara luas.

Namun, jangan sampai Indonesia terlena dan terfokus pada satu hal saja kemudian melupakan permasalahan lainnya sehingga kecolongan lagi. Jangan sampai sekedar ngurusin teroris, tapi budaya kecolongan klaim oleh negara lain, atau bahkan budaya Indoensia yang bermartabat kemudian tergerus oleh budaya asing yang merusak moral dan norma generasi muda.

Jangan pula Indonesia sekedar ngurusin gaji pegawai dan DPR, tapi kedaulatan negara dan wilayah Indonesia jatuh di mata dunia.




0 komentar:

Posting Komentar | Feed

Posting Komentar



 

budaya dan wisata indonesia Copyright © 2009 Premium Blogger Dashboard Designed by SAER